
Sementara yang tertinggal hanya sebuah kompresor dan mesin jahit “warisan” tua. Saat ada biaya, produksi tas karung dan kaos airbrush mungkin sesekali dapat aku jalankan kembali. Selain itu, tak lagi ada yang bisa aku kerjakan, produktifitasku macet!
Waktu kemudian kudapat pinjaman komputer dari adik iparku, dengan semangat yang tersisa, perlahan kutata kembali semua file yang juga tersisa. Semangat itu mulai tumbuh kembali. Harapku, tak ada lagi hama yang akan hancurkan benih itu!

Kamar itu rencananya sebagai ruang kerjaku dan sahabat Slank Fans Club Malang. Kamar akan dibangun semi permanen, selain agar ramah lingkungan, yang pasti akan sangat menekan biaya. Lantai paving, diding bata tak tinggi, kusen biasa saja dengan atap fiber atau asbes.

Pelan-pelan saja, tak diburu waktu. Jadi tak akan lagi aku kaget dan heran, atau bahkan berpikir dengan keras, bila hingga detik ini belum juga selesai pembangunan itu. Prek, kunikmati saja! Kulakukan semua dengan sabar saja!
Pada setiap sore menjelang magrib datang, saat perkakas mulai aku bereskan kembali, saat segelas kopi panas istriku disuguhkan, terduduk kami berdua melihat perkembangan demi perkembangan. Lalu sesekali cerita terucap dan tak jarang mimpi terangkat.
Aku masih tetap ada di sini untuk dia, untuk calon anakku, untuk generasiku!
Letih dan keringatku ini untuk mereka semua!
God, please help me... Semoga mereka mengerti hal itu...
…………………………………………………………

Tak mau kalah, aku semakin bersemangat! Kucoba pesawatku, tak bisa! Sial! Apa yang kurang? Kucoba dan kucoba lagi, berhasil! Sip, satu point baru lagi kudapat!
Malam saat aku sendiri, saat pikiran melayang-layang, masa lalu datang...
Terlalu banyak peristiwa penting yang tak kupunya buktinya. Sangat terlalu banyak moment yang terlewat untuk diabadikan. Walau ada seperangkat tustel keluaran lama, tak munafik, butuh biaya cukup besar untuk sekedar dapat kusaksikan hasilnya. Belum lagi dengan kekurangannya, tak jarang malah hanya “hitam” yang ada!
Masih melekat juga di ingatanku, waktu aku terdiam sejenak di depan sebuah warnet. Lalu membuka dompet dan mulai menghitung, mulutku kemudian “komat-kamit”, bicara pada diri sendiri sambil memandang kosong. “Untuk mendapatkan beberapa data, berapa biaya parkirnya? Berapa biaya perjam? Berapa harga kopi segelas? Berapa rokok yang ku bakar?” itu yang kupikirkan. Tak lama kemudian, aku balik badan pulang ke rumah. Ahh, sial! Tak ada cukup biaya, tak jadi aku!
Terlalu banyak perasaan yang aku pendam sendiri, mungkin kawan yang lain juga! Terlalu banyak cerita yang tak tersampaikan, pasti kawan yang lain tak beda! Tercetus sebuah niat, dengan fasilitas sesederhana yang kini ku punya, untuk berbagi cerita dan kabarkan pada Indonesia bahkan pada dunia!

Temanku, kawanku, sahabatku, saudaraku, aku masih tetap ada disini! Aku masih hidup! Aku masih survive! Dan, selama aku masih bisa bernafas, walau dengan berkekurangan, aku tak ingin kalian alami hal yang sama! Aku ingin kita kembali membangun bersama! Maju bersama!
Slank Fans Club Malang masih ada!
Sungguh, Slank Fans Club Malang masih ada!
God please hel me... Thank’s Pinky and Candra...to wake’s me up! And spesial for you both, My wife and Te Piet...to understand me still!
3 comments:
luv u so much Bro...... :)
semangat mas
kami slalu bersamamu...
cyoKDR
thanks mas semangatmu jadi inspirasi bagi kami generasi biru
Post a Comment