Monday, November 12, 2012

SUMPAH BEDEBAH KAUM KALAH

Kau sadarkah?
Kau pedulikah?
Sebab tanyamu bagai perintah...
Layaknya kewajiban dari pemerintah...

Berkalung amanah...
Tak terbatas wilayah...
Tak peduli serapah...
Menyeret tak terhitung, segudang rasa gundah...

Aku mungkin bedebah...
Yang tak mengerti arti ijazah...
Yang tetap sebarkan asa layaknya wabah...
Barisan tak teratur para nanah...

Aku mungkin kaum papah...
Geraknya di telapak terbawah...
Suatu yang pasti tetap adalah menyentuh tanah...
Tak hiraukan walau bercampur muntah...

Aku tak ingin syahwatku lemah...
Semangatku dari lubang-lubang berkawah...
Suara-suara apa saja yang kan buat telinga pecah...
Mendorong, menyeruak, meledak, ke jalanan ia tumpah...

Di antrian para marah...
Di sampingnya para gelisah...
Keras aku memaki parah...
Berusaha tanpa merah darah...

Sudah, sudahlah, sudahkah?!
Maaf, tak cukup ini sajalah...
Sumpah, sumpahlah, sumpahkah?!
Ya, tak cukup hanya ini sajalah...

Tak apa dianggap kaum kalah...
Hanya sebentar aku mengalah...
Tak sebab soal waktu atau jumlah...
Aku masih ada dan tetap melangkah...

(Malang, 12 Nopember 2012, 14:41 wib)