Saturday, June 6, 2009

Aku masih tetap ada di sini!

Aku tak lagi mempunyai materi, tak lagi ada alat-alat produksi seperti dulu. Pengkhianatan teman, kawan dan sahabat yang bahkan sudah kuanggap seperti saudara sendiri, masih membekas, membuat hati terluka!

Sementara yang tertinggal hanya sebuah
kompresor dan mesin jahitwarisan” tua. Saat ada biaya, produksi tas karung dan kaos airbrush mungkin sesekali dapat aku jalankan kembali. Selain itu, tak lagi ada yang bisa aku kerjakan, produktifitasku macet!

Waktu kemudian kudapat pinjaman komputer dari adik iparku, dengan semangat yang tersisa, perlahan kutata kembali semua file yang juga tersisa. Semangat itu mulai tumbuh kembali. Harapku, tak ada lagi hama yang akan hancurkan benih itu!

Aku dan istriku pada suatu waktu duduk berdua saja, sambil ia mengelus perutnya yang semakin membesar, membuat sebuah keputusan untuk bersama. Akan ku bangun sebuah kamar lagi di depan, di sisa tanah yang tak seberapa, agar kerjaku tak akan mengganggu perkembangan sang anak.

Kamar itu rencananya sebagai ruang kerjaku dan sahabat Slank Fans Club Malang. Kamar akan dibangun semi permanen, selain agar ramah lingkungan, yang pasti akan sangat menekan biaya. Lantai paving, diding bata tak tinggi, kusen biasa saja dengan atap fiber atau asbes.

Pembangunan itu kumulai sekitar awal april. Walau ada rasa ingin untuk dapat selesaikan semua itu pada pertengahan Mei, dari awal sudah kuyakinkan diri dan selalu ku jadikan penenang diri bahwa pembangunan itu akan kukerjakan sendiri dan tergantung pula pada biaya yang ku punya.

Pelan-pelan saja, tak diburu waktu. Jadi tak akan lagi aku kaget dan heran, atau bahkan berpikir dengan keras, bila hingga detik ini belum juga selesai pembangunan itu. Prek, kunikmati saja! Kulakukan semua dengan sabar saja!

Pada setiap sore menjelang magrib datang, saat perkakas mulai aku bereskan kembali, saat segelas kopi panas istriku disuguhkan, terduduk kami berdua melihat perkembangan demi perkembangan. Lalu sesekali cerita terucap dan tak jarang mimpi terangkat.

Aku masih tetap ada di sini untuk dia, untuk calon anakku, untuk generasiku!
Letih dan keringatku ini untuk mereka semua!

God, please help me... Semoga mereka mengerti hal itu...

…………………………………………………………

Pada suatu waktu, saat sore menjelang, saat tak lagi ada adik keponakanku dan suaminya, istriku terlihat sibuk terduduk di depan komputer, tak tahu hal sibuk apa yang ia lakukan. Setelah kuamati baik-baik ternyata ia sibuk dengan internet! Wah, bisa juga pesawat hp yang ia gunakan jadi modem! Sip, satu point baru kudapat!

Tak mau kalah, aku semakin bersemangat! Kucoba pesawatku, tak bisa! Sial! Apa yang kurang? Kucoba dan kucoba lagi, berhasil! Sip, satu point baru lagi kudapat!

Malam saat aku sendiri, saat pikiran melayang-layang, masa lalu datang...

Terlalu banyak peristiwa penting yang tak kupunya buktinya. Sangat terlalu banyak moment yang terlewat untuk diabadikan. Walau ada seperangkat tustel keluaran lama, tak munafik, butuh biaya cukup besar untuk sekedar dapat kusaksikan hasilnya. Belum lagi dengan kekurangannya, tak jarang malah hanya “hitam” yang ada!

Masih melekat juga di ingatanku, waktu aku terdiam sejenak di depan sebuah warnet. Lalu membuka dompet dan mulai menghitung, mulutku kemudian “komat-kamit”, bicara pada diri sendiri sambil memandang kosong. “Untuk mendapatkan beberapa data, berapa biaya parkirnya? Berapa biaya perjam? Berapa harga kopi segelas? Berapa rokok yang ku bakar?” itu yang kupikirkan. Tak lama kemudian, aku balik badan pulang ke rumah. Ahh, sial! Tak ada cukup biaya, tak jadi aku!

Terlalu banyak perasaan yang aku pendam sendiri, mungkin kawan yang lain juga! Terlalu banyak cerita yang tak tersampaikan, pasti kawan yang lain tak beda! Tercetus sebuah niat, dengan fasilitas sesederhana yang kini ku punya, untuk berbagi cerita dan kabarkan pada Indonesia bahkan pada dunia!

Dengan memohon pada istriku, dengan sedikit pengetahuan dan kekurangan biaya, sebuah buku aku beli. Membuka dan membaca lembar demi lembar. Merangkak dari “nol” dengan sedikit keberanian, tak malu kulalui itu! Pelan-pelan, aku bangun “sesuatuuntukku, lingkunganku, generasiku dan Indonesiaku!

Temanku, kawanku, sahabatku, saudaraku, aku masih tetap ada disini! Aku masih hidup! Aku masih survive! Dan, selama aku masih bisa bernafas, walau dengan berkekurangan, aku tak ingin kalian alami hal yang sama! Aku ingin kita kembali membangun bersama! Maju bersama!

Slank Fans Club Malang masih ada!
Sungguh, Slank Fans Club Malang masih ada!

God please hel me... Thank’s Pinky and Candra...to wake’s me up! And spesial for you both, My wife and Te Piet...to understand me still!

3 comments:

Anonymous said...

luv u so much Bro...... :)

Anonymous said...

semangat mas
kami slalu bersamamu...
cyoKDR

Anonymous said...

thanks mas semangatmu jadi inspirasi bagi kami generasi biru