Saturday, June 23, 2012

DAPAT DIBELI DI WARUNG DAN TOKO TERDEKAT


Tertunduk diantara dua pendar rapuh…
Menghitung waktu, kapan mereka redup…
Sang calon mahanya siswa, sendiri buat riuh…
Terbayang sang kekasih, pasti akan gugup!

Teringat maluku di toko obat, maju atau mundur?
Sembunyi tanganku saat menggenggam yang bertitik-titik…
Teringat malu ku membayar, bercampur tetes liur…
Terbayang rengek kekasih, ingin cicipi yang menggelitik!

Gasku terbuang sedikit gaduh…
Aromanya tak hilang, ke dalam paru ia menyusup…
Teringat sang menteri baru, membuang sauh…
Tercipta suara gelombang riak, meletup-letup!

Ada percaya, spontanitas itu jujur…
Tak peduli mungkin ia hanya badut berkalung politik…
Bila "kondomisasi" membuat budaya bangsa hancur lebur…
Kenapa tak protes pada yang terpajang bebas, berjajar bak itik?

Miris lihat, miris dengar, adu mulut perang isi kepala…
Tak sadar produk pabrik menyebar sudah kemana-mana!
Tak lagi sembunyi, di depan pintu warnanya silau menyala…
Ku bernyanyi saja dengan riang karena bisa kudapat dimana-mana!

Balonku ada lima
rupa-rupa aromanya... 
durian, pisang siapa mau?
strawbery, mint dan coklat ku tak ragu! 
tercetus lampu hijau...more!
hatiku tak lagi risau... 
24 jam kan ku dapat
di warung dan toko terdekat!

(Malang, 23 Juni 2012, 01:19 wib)

Sunday, June 10, 2012

HARGA SEBUAH MISTERI



Suara lirih apa itu?
Menyeruak di antara daun kering dan patahnya ranting...

Duka dari mana itu?
Merayap di antara bisu ombak dan karang bertebing...

Jerit siapa pula itu?
Terdengar dari sela-sela geram mesin perahu beriring...

Kemana pergi sendu itu?
Terjepit selat ke dasar samudera, suaranya hilang setelah melengking...

Dalam misteri tak berujung, bermuntah tanya akan-nya…
Nama apa itu pula?
Ada apa di tengah sana itu?

Entah, pertama ternoda dirinya?
Entah, akhirnya mereka bernafsu?

Goverment tancapkan cagar alam di jidatnya!
Tetap saja…
Terjajah!
Diteliti!
Dipelototi!
Dibelah!
Dikotaki setiap jengkal tubuhnya!

Tak ada lagi tanya atas misteri, semua jadi tak tau diri atasnya!
Apa masih bisa begitu?
Apa masih seharga segitu dirinya?

Teluk Semut diinjak para wisatawan!
Segoro Anakan keruh oleh lumpur bagai peceren!
Ia tak lagi perawan!
Ia bukan lagi perjaka tulen!

Jangan kau beber indah setiap jengkal tubuhnya!
Memajang dirinya bagai pekerja seks kelas dunia!
Bila kemudian merangsang sahwat pelancong atas indahnya?
Bakal jadi komoditi murahan dengan rupiah seikhlasnya!

Asa kembalikan ke muasal misterinya...
Butuh galian singset super rapet untuk perawannya!

Asa kembalikan muasal fungsinya...
Butuh obat kuat super sehat, untuk ereksi perjakanya!

(Malang, minggu kliwon, 10 juni 2012, 09:56 wib)

Friday, June 8, 2012

MENCARI SANG KALAM


Bersenandung di sana…
Sambil bergelut dalam gumam...
Terbakar bara…
Bidukku pun perlahan karam!

Seluruh asa dan harap, tertunduk!
Terpuruk!
Remuk redam!
Pada nyata yang berulang...
Terus saja terulang menghantam!

Pagiku, tenggelam...
Dalam gelap yang kelam!
Terbalut pikiran, penuh gelisah!
Marah!
Geram!

Otakku melayang…
Tak tentu dalam tirani sinar tipis, temaram...
Mencoba merangkak, mengais...
Mencari kemana hilangnya Sang Kalam?

Malang, Jumat pon, 8 Juni 2012, 05:05 WIB

SEHARGA NASI KUCING


Sesaat tadi…
Sebelum terbaring di ujung malam...
Sinar bulan…
Terang tiba-tiba jadi temaram!

Padahal baru saja…
Darah segar keluar deras dari mulutku!
Saat bangga dan lantang…
Sajikan beberapa coretanmu...

Sewindu...
Hasil kerja berpeluh memutar otak!
Kau tak perduli…
Walau gemuruh riuh suara kemerotak!

99 karya...
Hasil "tapa brata" bertahun…
Di tiap sudut kotamu...
Dibanting…
Semurah harga "nasi kucing" di kotaku!

Malang, jumat pon, 8 juni 2012, 02:08 WIB

Friday, June 1, 2012

SELAMAT PAGI PANCASILA


Walau pagi ini mendung...
Tapi tipis saja awan kelabunya...
Ku yakin matahari pasti akan datang!
Seperti yakinku padanya...
Ku yakin pada pagi...
Seperti juga yakinku pada adanya hari!

Wahai pagi...
Matahari dan adanya hari...
Sampaikan salam ciumku...
Pada jidatnya...
Matanya...
Hidungnya...
Pipinya...
Telinganya...
Dagunya...
Bibirnya...
Dan yang terdalam pada hatinya!

Layangkan juga...
Peluk hangatku...
Pada seluruh bagian tubuhnya!
Pada setiap jengkal hatinya!

Walau aku hanya sanggup berlari kecil saja...
Kucoba tetap tebarkan senyum bahagia...
Kuteriakan dengan keras dan lantang...

Sebagai anak bangsa...
Aku generasimu yang yakin padamu...
Bahwa kita bisa!

Selamat pagi anak negri!
Selamat pagi merah putih!
Selamat pagi Indonesia!
Selamat pagi Pancasila!

Malang, 1 Juni 2012, 07:35 WIB