Tuhan, baru saja akan kumulai...
Kudapat peluk dan cium pembuka hari...
Sepenuh hati tanpa birahi...
Gelisah dan marah jadi pergi!
Aku sang matahari yang hidup kembali!
Mendung pekat, aku tak peduli!
Awan putih tebalpun apa lagi!
Kususuri tiap jengkal tebalnya,
kutembusi!
Nak, sini...
Cerita sore tadi sudah usai...
Istirahatlah dulu kini...
Sebab esok pasti masih ada lagi!
Menciummu dalam, kucinta!
Memelukmu erat, kusayang!
Bau khas tubuhmu, kusuka!
Geliatmu membuatku mabuk kepayang!
Dan, saat kuterjaga di akhir dan awal
hari...
Makna di ujung tiang udara, silau,
hampa, terurai...
Makna di dasar lautan hidup, gelap,
kosong, kucari...
Siapkan agar lebih layak untukmu pasti!
Terimakasih untuk dengar celotehku
malam, sore dan pagi...
Akan selalu jadi bara dalam hati!
Tak akan habis di kemarin dan kali
ini...
Untuk tetap sayang padamu, tiap hari!
Sedikit saja, lengkaplah hariku...
Tak perlu bahagia, bila tenang sudah
cukup bagiku...
Semoga hadirku tak ganggu harimu...
Semoga bahagia selalu jadi milikmu!
Kau adalah nyata pahatan mimpi...
Walau jauh tetap saja dekat di hati...
Yang selalu ada sayang dalam marah...
Yang dalam lelah, tak ada lagi resah...
(Malang,
8 Agustus 2012, 05:43 wib)
No comments:
Post a Comment