Pertemuan pertama kutatap satu-persatu...
aku adanya kini, bukanlah apa-apa
diantara saudara baruku…
diantara hasrat cinta menggebu, terbuka
logika otak kananku…
sebuah pergerakan lama terbangun
kembali, kendurkan tegang sahwatku!
Pada sentuhan kedua, bersanggama dalam
opini dan asa…
mencari dasar terdalam yang tenggelam
dalam pekat…
tentang klimaks, serupa pergerakan dalam
hakekat…
tentang tanah dan air, tentang harap
anak bangsa!
Diajak diriku pada batas modern dan
tradisional…
ia berada di tengah, berdiri yakin
dengan dua tangan mengepal…
mata menerawang sementara pikirannya
melayang binal…
tak seperti kemarin, dirinya tak lagi
kukenal!
Ia hutan di tengah rimba besi, ia desa
di tengah kota!
saat tiang-tiang beton menikam bumi,
batang pohon ratusan tahun di dadanya!
saat polusi dan freon mengisi paru,
sejuk udara segar mengalir di nadinya!
tak seperti hotel bintang lima, beratus
bintang menghias langitnya!
Saat setiap sudut aspal hitam dibebani
beribu kendaraan nan bising…
aroma lantainya tanah dan bata berjalan
seiring dengan kicau burung…
tiap bagian tubuhnya terbangun dari
usaha bersama para petarung…
tak banyak cakap, sesekali terdengar
filosofi hidup bagai senandung…
Halamannya yang penuh cerita, dibatasi
oleh dinding sekolah dasar…
udara tiap hari dihiasi teriakan anak
bangsa yang belum terpapar…
menjulang di apapun cuaca negeri, Merah
Putih pasti berkibar…
tergugah saat terdengar Indonesia Raya,
api darahku terbakar!
Letih setelah otakku klimaks berulang,
tak sedikit aku merenung…
dibutuhkan banyak obat kuat untuk
bangkitkan jiwa-jiwa yang terpasung…
agar tak lagi ejakulasi dini pada
semangat yang membuat murung…
semoga terlahir anak bangsa yang sanggup
atasi mendung!