Tuesday, July 7, 2009

AKU TAK TAHU MALU

(sebuah catatan yang nyaris hilang)



Kakekku seorang pejuang…
Yang kini terbaring dipelukan sang bumi…
Pelor pun masih tertancap di punggungnya…
Saat dia memejamkan mata...

Ayahku pun seorang pensiunan serdadu…
Yang dalam ketermenungan kulihat matanya kadang berkaca…
Mungkin saja berkhayal akan jadi apa anaknya kelak…
Atau entah apa yang kini bisa ia perbuat untuk sang pertiwi?

Di malam sepi saat sang bintang enggan berkedip…
Atau saat rembulan setengah mati…
Bisa apa aku saat datangnya mentari esok?
Aku jadi seorang lelaki pemimpi!

Aku ingin reformasi diri bukan untuk revolusi!
Aku ingin sebuah demokrasi yang tidak anarkis!
Aku ingin jadi anak dari bangsa yang militan tapi tidak radikal!

Lalu kala aku memandang pertama kali wajahmu, terbayang...
Seperti apa ayah bundamu?
Seperti apa mimpimu?
Apa maumu?

Terbesit sedikit sinar cerah…
Saat terdengar suara "Tak ada mengangkang!"
Yang ada hanya suara “Kami Kampungan yang punya Sikap!”

Tapi kenapa itu lalu jadi sayup-sayup?
Kenapa mulutmu kemudian menjadi rapat?
Kenapa begitu berat untukmu bergerak?

Padahal keringat dan darah ini untuk hausmu!
Kering tubuh ini untuk alas kakimu agar tak ada lagi duri merobek telapakmu!
Apa kau tak malu?
Atau memang buta dan tuli?

Di saat tertentu aku merasa tak ada seorang kawan setia…
Diriku hanya sekedar seorang teman, sendiri...
Tapi itu tak jadi soal…
Sebab aku tak tahu malu!
Aku kampungan yang punya sikap!

Aku ingin tetap berbuat sesuatu…
Agar bila saatnya aku menjadi abu…
Aku tidak perlu malu…
Sebab aku telah berbuat sesuatu…
Untuk generasiku...

Malang, 7 Juli 2009

No comments: