Monday, July 22, 2013

WORTH!

Trying to find a meaning... 
trying keep enjoying ... 
to hold back the reverberate of the seconds... 
to hold back the temptation at the time that unfolds... 

The hell on the opinions of the past... 
for me now and last... 
I finally have to admit too... 
that how really worth you! 

Honestly... 
i miss you always, really! 

__




Mencoba mencari sebuah arti... 
mencoba tetap menikmati... 
menahan diri pada detik yang bergaung... 
menahan keinginan pada waktu yang terbentang... 

Persetan pada pendapat masa lalu... 
kini dan terakhir, bagiku... 
pada akhirnya aku pun harus mengakui... 
seberapa dirimu sangat bernilai! 

Sejujurnya... 
sungguh, aku selalu rindu padamu pula! 
....
(Malang, 17 July at 1:51am)
trying and learning, poetry in Indonesian to English, i wish... 
was amazingly hard disclose words... 
a variety of "sense" which represents... 
Setelah sekian lama, ini puisi pertamaku berbahasa inggris...
puisi ini kuhaturkan kepada seseorang "baru" yang semoga menjadi spesial dalam perjalanan hidupku kemudian...
ternyata sulit ungkapkan kata-kata, yang wakili berbagai "rasa"...

Monday, November 12, 2012

SUMPAH BEDEBAH KAUM KALAH

Kau sadarkah?
Kau pedulikah?
Sebab tanyamu bagai perintah...
Layaknya kewajiban dari pemerintah...

Berkalung amanah...
Tak terbatas wilayah...
Tak peduli serapah...
Menyeret tak terhitung, segudang rasa gundah...

Aku mungkin bedebah...
Yang tak mengerti arti ijazah...
Yang tetap sebarkan asa layaknya wabah...
Barisan tak teratur para nanah...

Aku mungkin kaum papah...
Geraknya di telapak terbawah...
Suatu yang pasti tetap adalah menyentuh tanah...
Tak hiraukan walau bercampur muntah...

Aku tak ingin syahwatku lemah...
Semangatku dari lubang-lubang berkawah...
Suara-suara apa saja yang kan buat telinga pecah...
Mendorong, menyeruak, meledak, ke jalanan ia tumpah...

Di antrian para marah...
Di sampingnya para gelisah...
Keras aku memaki parah...
Berusaha tanpa merah darah...

Sudah, sudahlah, sudahkah?!
Maaf, tak cukup ini sajalah...
Sumpah, sumpahlah, sumpahkah?!
Ya, tak cukup hanya ini sajalah...

Tak apa dianggap kaum kalah...
Hanya sebentar aku mengalah...
Tak sebab soal waktu atau jumlah...
Aku masih ada dan tetap melangkah...

(Malang, 12 Nopember 2012, 14:41 wib)

Monday, October 29, 2012

IJINKAN AKU BAHAGIA DALAM DROP


Tak peduli apa dan siapa...
Membagi untuk kau, dia dan mereka...
Telah coba membelah waktu...
Menabrak bising jalan berdebu...

Biar orang banyak mencibir apa...
Aku hanya laki-laki biasa...
Tak ingin banyak kata padaku...
Kumuntahkan saja dengan laku...

Bukan hanya niat sekedar saja...
Sebab ada semua rasa dalam nyata...
Pahit, manis atau apa saja yang dimau...
Walau tak sadar mereka, dia dan kau...

Mungkin karena tak seberapa...
Mungkin memang rasa tak ada nilainya...
Sudah sangat cukup buatku...
Bila punya sedikit arti bagi mereka, dia dan kau...

(Malang, 29 Oktober 2012, 12:08:03 wib)

Saturday, October 20, 2012

METER



Melihat...
Mendengar...
Meraba...
Membaca...

Tergambar...
Terucap...
Terlaku...
Terjadi...

Menutup...
Membuka...
Menyalak...
Memakan...

Termuntah...
Terkantuk...
Tertidur...
Termangu...

Menimbang...
Memilih...
Meresapi...
Menulis...

Terkentut...
Tersebar...
Terbagi...
Tersenyum...

(Malang, sabtu pahing, 20 Oktober 2012, 11:45 wib)

Thursday, October 18, 2012

PENAT!


Responsibility...
Expectancy...
Authority...
Reality...

Merangkai bingkai, gaduh kupasaki...
Menuang terang, malam kupecahi...
Menatap redup, lambat kutelanjangi...
Meranggas suasana, hampa kubuahi...

Menangkap angan, berat kutiduri...
Menata lorong, temaram kususuri...
Menebar dasar, warna kuburai...
Memilin harap, rasa kupenuhi...

Emosi bermain, api kujilati...
Kata berulang, kalimat kumuntahi...
Detik berulah, waktu kucukupi...
Sabar bersenandung, logika kuputari...

Angin berdiri, udara kukencingi...
Bulan berkabut, matahari kumaki...
Sepi berderet, sendiri kuteriaki...
Embun bersanggama, tenang kupantati...

(Malang, kamis kliwon, 18 Oktober 2012, 02:31 wib)

Wednesday, October 3, 2012

SAAT HUJAN SETUBUHI BUMI



Waktu, tak mau kompromi dengan mati listrik...
Saat terasa detik berlari cepat tak terutik...
Tarikan nafas kecewaku berat, tak lagi cantik...
Jancok” terlepas pada yang coba mengusik...

Sudah, tak dapat kulanjutkan!
Memaki pun, masalah pasti tak terselesaikan...
Terpaksa saja kaki kulangkahkan...
Walau pantat berat kugerakkan...

Terik matahari bagai jarum menghujam pori...
Muka-muka bermacam topeng, debu tetap saja jilati...
Wajah-wajah jidatnya mengkerut itu pasti...
Kecil-besar, tua-muda, bentuk dan usia tak peduli...

Saat kulit merah terpanggang...
Tak tahan, aku kembali ke kandang...
Saat mata mulai gelap berkunang...
Kulihat kembali nyala lampu di remang...

Sudah, masih ada waktu berpihak!
Walau sedikit, semangatku pun tergerak...
Tangan menari lincah pun semarak...
Coba halau cemas yang datang pun menggertak...

Selesai satu, dua tanggungan...
Harus kuserahkan ada sebab banyak harapan...
Saat hitam bergelayut tepat di depan...
Jancok” terlepas lagi sebab datangnya hujan...

Tak peduli pada deras airnya...
Tak risau menganga lubang jalan tak tampak wajahnya...
Tak peduli gorong-gorong rusak pun baru tak ada fungsinya...
Tak risau lampu lalu lintas tak ada warnanya...

Peluit kereta pun belum terdengar...
Kutanggalkan semua malu yang menampar...
Kuserahkan wajibku padanya dengan sedikit bergetar...
Kuterima hakku dengan hati berkobar...

Saat kulit berpeluh tergenang...
Tak sabar, aku kembali ke kandang...
Saat mata mulai gelap berkunang...
Kulihat kembali senyum harapmu di remang...

Tak peduli pada deras juga airnya...
Tak risau menganga lubang jalan tak juga tampak wajahnya...
Tak peduli gorong-gorong rusak pun baru tak juga ada fungsinya...
Tak risau lampu lalu lintas tak juga ada warnanya...

(Malang, Sabtu, 3 Oktober 2012, 22:01 wib)