Friday, June 8, 2012

MENCARI SANG KALAM


Bersenandung di sana…
Sambil bergelut dalam gumam...
Terbakar bara…
Bidukku pun perlahan karam!

Seluruh asa dan harap, tertunduk!
Terpuruk!
Remuk redam!
Pada nyata yang berulang...
Terus saja terulang menghantam!

Pagiku, tenggelam...
Dalam gelap yang kelam!
Terbalut pikiran, penuh gelisah!
Marah!
Geram!

Otakku melayang…
Tak tentu dalam tirani sinar tipis, temaram...
Mencoba merangkak, mengais...
Mencari kemana hilangnya Sang Kalam?

Malang, Jumat pon, 8 Juni 2012, 05:05 WIB

SEHARGA NASI KUCING


Sesaat tadi…
Sebelum terbaring di ujung malam...
Sinar bulan…
Terang tiba-tiba jadi temaram!

Padahal baru saja…
Darah segar keluar deras dari mulutku!
Saat bangga dan lantang…
Sajikan beberapa coretanmu...

Sewindu...
Hasil kerja berpeluh memutar otak!
Kau tak perduli…
Walau gemuruh riuh suara kemerotak!

99 karya...
Hasil "tapa brata" bertahun…
Di tiap sudut kotamu...
Dibanting…
Semurah harga "nasi kucing" di kotaku!

Malang, jumat pon, 8 juni 2012, 02:08 WIB

Friday, June 1, 2012

SELAMAT PAGI PANCASILA


Walau pagi ini mendung...
Tapi tipis saja awan kelabunya...
Ku yakin matahari pasti akan datang!
Seperti yakinku padanya...
Ku yakin pada pagi...
Seperti juga yakinku pada adanya hari!

Wahai pagi...
Matahari dan adanya hari...
Sampaikan salam ciumku...
Pada jidatnya...
Matanya...
Hidungnya...
Pipinya...
Telinganya...
Dagunya...
Bibirnya...
Dan yang terdalam pada hatinya!

Layangkan juga...
Peluk hangatku...
Pada seluruh bagian tubuhnya!
Pada setiap jengkal hatinya!

Walau aku hanya sanggup berlari kecil saja...
Kucoba tetap tebarkan senyum bahagia...
Kuteriakan dengan keras dan lantang...

Sebagai anak bangsa...
Aku generasimu yang yakin padamu...
Bahwa kita bisa!

Selamat pagi anak negri!
Selamat pagi merah putih!
Selamat pagi Indonesia!
Selamat pagi Pancasila!

Malang, 1 Juni 2012, 07:35 WIB

Saturday, May 26, 2012

NEIRO SALAPAP


Pertemuan pertama kutatap satu-persatu...
aku adanya kini, bukanlah apa-apa diantara saudara baruku…
diantara hasrat cinta menggebu, terbuka logika otak kananku…
sebuah pergerakan lama terbangun kembali, kendurkan tegang sahwatku!

Pada sentuhan kedua, bersanggama dalam opini dan asa…
mencari dasar terdalam yang tenggelam dalam pekat…
tentang klimaks, serupa pergerakan dalam hakekat…
tentang tanah dan air, tentang harap anak bangsa!

Diajak diriku pada batas modern dan tradisional…
ia berada di tengah, berdiri yakin dengan dua tangan mengepal…
mata menerawang sementara pikirannya melayang binal…
tak seperti kemarin, dirinya tak lagi kukenal!

Ia hutan di tengah rimba besi, ia desa di tengah kota!
saat tiang-tiang beton menikam bumi, batang pohon ratusan tahun di dadanya!
saat polusi dan freon mengisi paru, sejuk udara segar mengalir di nadinya!
tak seperti hotel bintang lima, beratus bintang menghias langitnya!

Saat setiap sudut aspal hitam dibebani beribu kendaraan nan bising…
aroma lantainya tanah dan bata berjalan seiring dengan kicau burung…
tiap bagian tubuhnya terbangun dari usaha bersama para petarung…
tak banyak cakap, sesekali terdengar filosofi hidup bagai senandung…

Halamannya yang penuh cerita, dibatasi oleh dinding sekolah dasar…
udara tiap hari dihiasi teriakan anak bangsa yang belum terpapar…
menjulang di apapun cuaca negeri, Merah Putih pasti berkibar…
tergugah saat terdengar Indonesia Raya, api darahku terbakar!

Letih setelah otakku klimaks berulang, tak sedikit aku merenung…
dibutuhkan banyak obat kuat untuk bangkitkan jiwa-jiwa yang terpasung…
agar tak lagi ejakulasi dini pada semangat yang membuat murung…
semoga terlahir anak bangsa yang sanggup atasi mendung!

Malang, Sabtu Kliwon, 26 Mei 2012, 16:27 WIB

Saturday, May 12, 2012

DIMANA KINI PERGERAKAN BANGSA?


Lahir protes di pasar Laweyan, pada kaum yang katanya tak bersosialis...
Riuh suara menentang atas monopoli dagang oleh sebuah etnis...
Tak hanya dominasi, tapi juga atas sistem kapitalis!
Pergerakan lalu jadi akhir sebuah metamorfosis!

Terbang tersebar, terkembang muak pada goverment keparat!
2 tahun, merangkak terseok para rasa dan para semangat...
Persatuan, kesatuan, nasionalisme saling berpeluk erat…
Satu kesadaran "merdeka", seluruh energi negeri merapat!

Kebangkitan nasional, itu jaman dahulu kala...
Saat gerakan pekerja jadi pelopor dari pasar yang kecil saja...
Saat pendidikan terasa sangat bertujuan untuk satu bangsa...
Saat tanah dan air merupakan satu mimpi bernama Indonesia!

Panas api pada sekam, tak segera lunas ganti rugi tanah dan airnya...
Menjalar ke sudut sana, tak juga imbang upah para pekerjanya...
Menjalar ke dekat sini, pembenaran pemusnahan atas apa saja!
Gelap nuraninya, membara saat protes jadi pemenggalan kepala!

Aku berpeluh mendekap buku, di depan sekolah tak wajar...
Entah kemana perginya, demo atau pelesir, tak tampak para pengajar?
Padahal aku tadi tergopoh berlari karena terlambat mengejar...
Sementara tak sedikit, justru pesta tawuran antar pelajar!

Abangku pendidikan tinggi, telah habiskan apa saja...
Yang tak pentingkan selembar ijazah, berstrata...
Yang tak juga selesai, karena bela rakyat katanya...
Yang hilang tak tentu rimba, saat ikut pergerakan bangsa!

Kebangkitan nasional, apa kabarmu kini?
Saat tak lagi peduli keringat anak bangsa seharga berapa hari ini...
Saat pendidikan hanya untuk penuhi kantong kaum sendiri...
Saat tanah dan airmu jadi rebutan komoditi luar negeri...

Kebangkitan nasional, dimana ibu pertiwi?
Bila berjalan pun kuharus mohon ijin itu dan ini…
Bila sisa nuraniku hilang tak bersuara lagi...
Sedang para wakilku duduk bisu, buta, tuli, tak lagi peduli...

Dimana dengan bangga, akan kutancapkan merah putih ini?

Malang, Jumat Wage, 25'Mei'12, 18:24 WIB