Lahir
protes di pasar Laweyan, pada kaum yang katanya tak bersosialis...
Riuh
suara menentang atas monopoli dagang oleh sebuah etnis...
Tak
hanya dominasi, tapi juga atas sistem kapitalis!
Pergerakan
lalu jadi akhir sebuah metamorfosis!
Terbang
tersebar, terkembang muak pada goverment keparat!
2
tahun, merangkak terseok para rasa dan para semangat...
Persatuan,
kesatuan, nasionalisme saling berpeluk erat…
Satu
kesadaran "merdeka", seluruh energi negeri merapat!
Kebangkitan
nasional, itu jaman dahulu kala...
Saat
gerakan pekerja jadi pelopor dari pasar yang kecil saja...
Saat
pendidikan terasa sangat bertujuan untuk satu bangsa...
Saat
tanah dan air merupakan satu mimpi bernama Indonesia!
Panas
api pada sekam, tak segera lunas ganti rugi tanah dan airnya...
Menjalar
ke sudut sana, tak juga imbang upah para pekerjanya...
Menjalar
ke dekat sini, pembenaran pemusnahan atas apa saja!
Gelap
nuraninya, membara saat protes jadi pemenggalan kepala!
Aku
berpeluh mendekap buku, di depan sekolah tak wajar...
Entah
kemana perginya, demo atau pelesir, tak tampak para pengajar?
Padahal
aku tadi tergopoh berlari karena terlambat mengejar...
Sementara
tak sedikit, justru pesta tawuran antar pelajar!
Abangku
pendidikan tinggi, telah habiskan apa saja...
Yang
tak pentingkan selembar ijazah, berstrata...
Yang
tak juga selesai, karena bela rakyat katanya...
Yang
hilang tak tentu rimba, saat ikut pergerakan bangsa!
Kebangkitan
nasional, apa kabarmu kini?
Saat
tak lagi peduli keringat anak bangsa seharga berapa hari ini...
Saat
pendidikan hanya untuk penuhi kantong kaum sendiri...
Saat
tanah dan airmu jadi rebutan komoditi luar negeri...
Kebangkitan
nasional, dimana ibu pertiwi?
Bila
berjalan pun kuharus mohon ijin itu dan ini…
Bila
sisa nuraniku hilang tak bersuara lagi...
Sedang
para wakilku duduk bisu, buta, tuli, tak lagi peduli...
Dimana
dengan bangga, akan kutancapkan merah putih ini?
Malang, Jumat Wage, 25'Mei'12, 18:24 WIB