Showing posts with label Coretan. Show all posts
Showing posts with label Coretan. Show all posts

Wednesday, August 8, 2012

NAK 1 : CINTA


Tuhan, baru saja akan kumulai...
Kudapat peluk dan cium pembuka hari...
Sepenuh hati tanpa birahi...
Gelisah dan marah jadi pergi!

Aku sang matahari yang hidup kembali!
Mendung pekat, aku tak peduli!
Awan putih tebalpun apa lagi!
Kususuri tiap jengkal tebalnya, kutembusi!

Nak, sini...
Cerita sore tadi sudah usai...
Istirahatlah dulu kini...
Sebab esok pasti masih ada lagi!

Menciummu dalam, kucinta!
Memelukmu erat, kusayang!
Bau khas tubuhmu, kusuka!
Geliatmu membuatku mabuk kepayang!

Dan, saat kuterjaga di akhir dan awal hari...
Makna di ujung tiang udara, silau, hampa, terurai...
Makna di dasar lautan hidup, gelap, kosong, kucari...
Siapkan agar lebih layak untukmu pasti!

Terimakasih untuk dengar celotehku malam, sore dan pagi...
Akan selalu jadi bara dalam hati!
Tak akan habis di kemarin dan kali ini...
Untuk tetap sayang padamu, tiap hari!

Sedikit saja, lengkaplah hariku...
Tak perlu bahagia, bila tenang sudah cukup bagiku...
Semoga hadirku tak ganggu harimu...
Semoga bahagia selalu jadi milikmu!

Kau adalah nyata pahatan mimpi...
Walau jauh tetap saja dekat di hati...
Yang selalu ada sayang dalam marah...
Yang dalam lelah, tak ada lagi resah...

(Malang, 8 Agustus 2012, 05:43 wib)

NAK 2 : LAKI-LAKI


Nak...
Tumbuh dengan kekurangan...
Memang sangatlah berat!
Mungkin juga menyakitkan!

Ada...
Saat kau merasa sendiri...
Yang walau dapat melihat semua...
Sepertinya tetap tak berarti!

Ingatlah bahwa dalam dirimu...
Harus ada perjuangan!
Sebab itu yang membuatmu...
Menjadi manusia!

Engkau mungkin terbentuk dari kekalahan dan kemenangan...
Sakit, perih, harapan dan cinta...
Kau tak akan dapat melalui semua itu...
Kecuali kau laki-laki yang kuat!

Jalani hidupmu seakan mati tak dapat melukai hatimu!
Cintai hidupmu!
Sempurnakan hidupmu!
Pasti itu akan membuat hidupmu panjang...
Dan semoga berguna bagi orang kebanyakan.

Bila waktumu datang pada kematian...
Janganlah menjadi seperti seorang betina yang takut!
Yang bila waktunya datang, mereka akan menghapus air mata...
Dan berdoa semoga diberikan kehidupan lain yang berbeda.

Bernyanyilah...
Dengan iringan ramai genderang!
Seperti semangat pejuang!
Yang pulang dari tiap perang!

(Malang, 8 Agustus 2012, 05:00 wib)

NAK 3 : RESPECT


Nak, disana...
Banyak yang kupetik di utara...
Dari mereka yang dapat kau percaya...
Tak peduli juga aku ini siapa...
Mereka dengar aku bicara...

Seperti saudara tak bersua lama...
Teramat banyak ikhlas di sana...
Lalu kubawa ke barat daya...
Untuk mereka yang juga kuanggap saudara...

Disini, sudah kumuntahkan semua...
Tinggal saja mau mereka apa...
Maaf bila tak banyak padamu adanya...
Kuyakin kau pasti mengangguk saja...

Di ujung malam ini, biarkan aku sedikit bermanja...
Untuk rebahkan asa dan raga...
Yakinlah esok pasti ada...
Pasti akan kuturuti semua yang kau suka...

(Malang, 8 Agustus 2012, 04:50 wib)

NAK 4 : SEKOLAH


Nak, baru saja aku tiba dari barat laut...
Beberapa bocah tampak berwajah serius mengkerut...
Mereka lupa di atas panggung tadi mengocok perut...
Seni pertunjukan mereka diulas kembali, berurut...

Tak kutahu apa mereka telah sekolah...
Tak penting itu dalam peluh dan lelah...
Gelak tawa ciptaan mereka, hilangkan masalah...
Ilmu itu mengalir deras dalam darah...

Bukan harus, hanya makan bangku pendidikan...
Di luar pun bisa, takkan habis di tenggorokan...
Tak ada mencontek atau dipaksakan...
Yang penting kau nikmati dan kuasai pijakkan...

Tak berarti kemarin "Hari Pendidikan" itu ada...
Bila kau tak juga lihat semua yang nyata...
Selembar kertas, lalu mau kau buat apa?
Bila hanya dalam tempurung "menghafal" hidupmu berada...

(Malang, 8 Agustus 2012, 04:37 wib)

NAK 5 : TRIVIALIZ


Nak...
Diam dan tenang saja...
Sebab orang lain tak tahu adanya...
Alasan apa sebenarnya sekarang kita...

Jika...
Kau tak tahu sesuatu apa...
Tanyakan langsung pada yang bersangkutan saja...
Bukan pada orang lain juga!

Jangan sampai kau "sok peduli"...
Karena memang tak ada manfaat buat diri...
Jangan pula kau campuri...
Urusan pribadi orang tanpa dia minta sendiri!

Hati bapakmu ini sedang meradang!
Dia kira bapakmu ini tak pernah perang?
Sedang kaca pun tak pernah ia pegang...
Hingga tak sadar ia tak berpedang!

Peduli itu ada, tinggal bagaimana caranya!
Paling tidak, dapat kau dengarkan saja...
Atau bila dapat, jangan diam tanpa kata...
Tapi jangan pula kau salah bicara!

Walau pun kau hanya dirimu sendiri...
Walau tak berdaya, kita masih punya hati!
Pakai itu untuk lalui hari...
Yakinlah akan jadi apa dirimu nanti!

Perutmu sudah penuh terisi...
Sekarang saatnya memberi warna hari...
Dengan melihat dan belajar mengerti...
Semoga hatimu akan pula penuh terisi...

(Malang, 8 Agustus 2012, 04:32 wib)