Wednesday, August 8, 2012

NAK 3 : RESPECT


Nak, disana...
Banyak yang kupetik di utara...
Dari mereka yang dapat kau percaya...
Tak peduli juga aku ini siapa...
Mereka dengar aku bicara...

Seperti saudara tak bersua lama...
Teramat banyak ikhlas di sana...
Lalu kubawa ke barat daya...
Untuk mereka yang juga kuanggap saudara...

Disini, sudah kumuntahkan semua...
Tinggal saja mau mereka apa...
Maaf bila tak banyak padamu adanya...
Kuyakin kau pasti mengangguk saja...

Di ujung malam ini, biarkan aku sedikit bermanja...
Untuk rebahkan asa dan raga...
Yakinlah esok pasti ada...
Pasti akan kuturuti semua yang kau suka...

(Malang, 8 Agustus 2012, 04:50 wib)

NAK 4 : SEKOLAH


Nak, baru saja aku tiba dari barat laut...
Beberapa bocah tampak berwajah serius mengkerut...
Mereka lupa di atas panggung tadi mengocok perut...
Seni pertunjukan mereka diulas kembali, berurut...

Tak kutahu apa mereka telah sekolah...
Tak penting itu dalam peluh dan lelah...
Gelak tawa ciptaan mereka, hilangkan masalah...
Ilmu itu mengalir deras dalam darah...

Bukan harus, hanya makan bangku pendidikan...
Di luar pun bisa, takkan habis di tenggorokan...
Tak ada mencontek atau dipaksakan...
Yang penting kau nikmati dan kuasai pijakkan...

Tak berarti kemarin "Hari Pendidikan" itu ada...
Bila kau tak juga lihat semua yang nyata...
Selembar kertas, lalu mau kau buat apa?
Bila hanya dalam tempurung "menghafal" hidupmu berada...

(Malang, 8 Agustus 2012, 04:37 wib)

NAK 5 : TRIVIALIZ


Nak...
Diam dan tenang saja...
Sebab orang lain tak tahu adanya...
Alasan apa sebenarnya sekarang kita...

Jika...
Kau tak tahu sesuatu apa...
Tanyakan langsung pada yang bersangkutan saja...
Bukan pada orang lain juga!

Jangan sampai kau "sok peduli"...
Karena memang tak ada manfaat buat diri...
Jangan pula kau campuri...
Urusan pribadi orang tanpa dia minta sendiri!

Hati bapakmu ini sedang meradang!
Dia kira bapakmu ini tak pernah perang?
Sedang kaca pun tak pernah ia pegang...
Hingga tak sadar ia tak berpedang!

Peduli itu ada, tinggal bagaimana caranya!
Paling tidak, dapat kau dengarkan saja...
Atau bila dapat, jangan diam tanpa kata...
Tapi jangan pula kau salah bicara!

Walau pun kau hanya dirimu sendiri...
Walau tak berdaya, kita masih punya hati!
Pakai itu untuk lalui hari...
Yakinlah akan jadi apa dirimu nanti!

Perutmu sudah penuh terisi...
Sekarang saatnya memberi warna hari...
Dengan melihat dan belajar mengerti...
Semoga hatimu akan pula penuh terisi...

(Malang, 8 Agustus 2012, 04:32 wib)

PERJALANAN


Meniti di asa...
Mencoba di rasa...
Mengalah di nyata...
Melangkah di sela raga letih dan silau hari...

Memuncak di marah...
Memendam di gundah...
Menari di resah...
Melukis di sela isi kepala dan mimpi...

Merenung di waktu...
Mengerang di rindu...
Mengharap di suatu...
Mengais di sela hasrat dan ikhlas nurani...

Mencari di ingin...
Meramu di dingin...
Menyaksikan di angin...
Menoreh di sela debu dan temaram hati...

Menanti di sabar...
Memilah di koar...
Menanam di papar...
Menuai di sela tanya dan jawab para penyaksi...

(Malang, 8 Agustus 2012, 01:45 wib)

Tuesday, July 24, 2012

CARA TUHAN


Apa yang aku benci dan cinta...
Adalah bahwa Tuhan sendiri punya cara...
Untuk memperlihatkan jawab atas "tanya"...
Kebenaran yang sekian lama ditutupi "siapa"...

Sungguh sangat berat bergelayut di dada...
Walau rasa ada sebelum datang "nyata"...
Sebab dasarnya kita memang manusia biasa...
Bukan seperti tuhan yang serba "maha"...

Hanya kau "bintang"ku, tak seperti di sana...
Tuhan tahu, mungkin itu pula alasan "mengapa"...
Dirinya lalu lari dengan bermacam cara...
Berbagai pembenaran dicari pun dia jadikan dewa...

Aku tak sanggup menahan marah yang ada...
Tapi kau redakan itu dengan rindu akan tawa...
Tuhan tahu, kau selalu saja membuat aku terpana...
Semoga itu karena kau siap menghadapinya...

Tak perlu kau ragu dengan "apa"...
Sebab di mana-mana ternyata Tuhan ada...
Tinggal tersisa asa, kuat atau tidak kita...
Dengan ikhlas dan sabar melalui itu semua...

(Malang, 24 Juli 2012, 01:52 wib)