Saturday, July 7, 2012

JANGAN BILANG KAU PEDULI!


Jangan bilang kau peduli...
Jika matamu jadi penyaksi…
Tapi buta, kala mereka dikejar petugas berseragam kesana kemari!

Jangan bilang kau peduli...
Jika telingamu jadi penyaksi...
Tapi tuli, kala mereka menangis mencari pelukan dan tetek ibunya sendiri!

Jangan bilang kau peduli...
Jika mulutmu jadi penyaksi...
Tapi bisu tak berkata, kala mereka dipukuli atau disodomi!

Jangan bilang kau peduli...
Jika otakmu jadi penyaksi...
Tapi tak berfikir, mati, kala mereka mencari jati diri!

Jangan bilang kau peduli...
Jika hatimu jadi penyaksi...
Tapi tak bernurani, kala mereka dihadapkan pada kenyataan tak berkompromi!

Jangan bilang kau peduli...
Jika kakimu jadi penyaksi...
Tapi diam mematung, kala mereka tak kuat melangkah jalani hari sebagai anak pertiwi!

Jangan bilang kau peduli...
Jika jemarimu jadi penyaksi...
Tapi tak kuat merangkul hangat, kala mereka butuh pemersatu rasa, sama-sama anak negeri!

(Malang, 07 juli 2012, 20:49 wib)

15-AN UBLIK


15-an ublik satu persatu menyala temaram...
Perlahan membuat aku tenggelam...
Semakin lama semakin dalam...
Masuki pelukan kekuasaan sang alam malam...

Lembut asap tipisnya berulang menamparku...
Hadirkan wajah-wajah anak-anak negeriku...
Tak tentu namanya, asalnya pun ku tak tahu!
Tapi ada!
Tapi nyata!
Di tengah kotaku?!

Saat tak sedikit mengeluh hanya berlauk tahu dan tempe...
15-an ublik  menyantap usus ayam dan lele!
Saat meledak ribut-ribut soal minyak tanah, BBM dan El-Pe-Ge...
15-an ublik  memilih ranting kering, bijak bukan kere!

Saat banyak mata curiga di tiap rumah kawasan elite...
15-an ublik ikhlas tebarkan senyum kebersamaan, tak pusing pikirkan uang DePe!
Saat orang berduit bingung pilih hotel berbintang dan ber-ACe...
15-an ublik beratap jutaan bintang, segarnya bayu belai tidur tanpa tampilan parlente!

15-an ublik bagai anak negeri...
Tertidur di banyak pilihan teras kota ini!
15-an ublik bagai anak negeri...
Hangat diselimuti pelukan ibu pertiwi!

15-an ublik bagai anak negeri...
Merajut banyak asa tak pernah mau sendiri!
15-an ublik bagai anak negeri...
Subuh bergerak wujudkan mimpi-mimpi!

(Malang, 07 juli 2012, 19:51 wib)

Saturday, June 23, 2012

DAPAT DIBELI DI WARUNG DAN TOKO TERDEKAT


Tertunduk diantara dua pendar rapuh…
Menghitung waktu, kapan mereka redup…
Sang calon mahanya siswa, sendiri buat riuh…
Terbayang sang kekasih, pasti akan gugup!

Teringat maluku di toko obat, maju atau mundur?
Sembunyi tanganku saat menggenggam yang bertitik-titik…
Teringat malu ku membayar, bercampur tetes liur…
Terbayang rengek kekasih, ingin cicipi yang menggelitik!

Gasku terbuang sedikit gaduh…
Aromanya tak hilang, ke dalam paru ia menyusup…
Teringat sang menteri baru, membuang sauh…
Tercipta suara gelombang riak, meletup-letup!

Ada percaya, spontanitas itu jujur…
Tak peduli mungkin ia hanya badut berkalung politik…
Bila "kondomisasi" membuat budaya bangsa hancur lebur…
Kenapa tak protes pada yang terpajang bebas, berjajar bak itik?

Miris lihat, miris dengar, adu mulut perang isi kepala…
Tak sadar produk pabrik menyebar sudah kemana-mana!
Tak lagi sembunyi, di depan pintu warnanya silau menyala…
Ku bernyanyi saja dengan riang karena bisa kudapat dimana-mana!

Balonku ada lima
rupa-rupa aromanya... 
durian, pisang siapa mau?
strawbery, mint dan coklat ku tak ragu! 
tercetus lampu hijau...more!
hatiku tak lagi risau... 
24 jam kan ku dapat
di warung dan toko terdekat!

(Malang, 23 Juni 2012, 01:19 wib)

Sunday, June 10, 2012

HARGA SEBUAH MISTERI



Suara lirih apa itu?
Menyeruak di antara daun kering dan patahnya ranting...

Duka dari mana itu?
Merayap di antara bisu ombak dan karang bertebing...

Jerit siapa pula itu?
Terdengar dari sela-sela geram mesin perahu beriring...

Kemana pergi sendu itu?
Terjepit selat ke dasar samudera, suaranya hilang setelah melengking...

Dalam misteri tak berujung, bermuntah tanya akan-nya…
Nama apa itu pula?
Ada apa di tengah sana itu?

Entah, pertama ternoda dirinya?
Entah, akhirnya mereka bernafsu?

Goverment tancapkan cagar alam di jidatnya!
Tetap saja…
Terjajah!
Diteliti!
Dipelototi!
Dibelah!
Dikotaki setiap jengkal tubuhnya!

Tak ada lagi tanya atas misteri, semua jadi tak tau diri atasnya!
Apa masih bisa begitu?
Apa masih seharga segitu dirinya?

Teluk Semut diinjak para wisatawan!
Segoro Anakan keruh oleh lumpur bagai peceren!
Ia tak lagi perawan!
Ia bukan lagi perjaka tulen!

Jangan kau beber indah setiap jengkal tubuhnya!
Memajang dirinya bagai pekerja seks kelas dunia!
Bila kemudian merangsang sahwat pelancong atas indahnya?
Bakal jadi komoditi murahan dengan rupiah seikhlasnya!

Asa kembalikan ke muasal misterinya...
Butuh galian singset super rapet untuk perawannya!

Asa kembalikan muasal fungsinya...
Butuh obat kuat super sehat, untuk ereksi perjakanya!

(Malang, minggu kliwon, 10 juni 2012, 09:56 wib)