Sungguh saat itu malam berbintang, indah sekali...
Cahaya rembulan pun sanggup mendarat
mencium ujung kaki sang bumi...
Pada tak sadar, mimpi muncul terbang
bebas di ujung harap tiap insani...
Penuhi apa saja asa terpendam, penuhi yang
sekalipun takkan tercapai!
Tapi, sssttt...
Tidakkah kau sadar, tak sehelai pun daun
menari?
Tak sedikit pun sang bayu membelai?
Tak terdengar sedikitpun anjing
bernyanyi?
Alam seakan mati!
Sebentar saja bumi bergeliat...
Lekuk-lekuknya keluarkan irama dari
letih yang amat...
Menjalar ke tiap jengkal tubuh manusia,
melekat erat!
Air pun malu, menarik diri jauh hingga
ke tengah pekat!
Sekejap hening kembali...
Alam seakan berdiam diri...
Alam seakan mati...
Lagi!
Belum lagi terlepas dari jerat mimpi...
Tanya terjawab setengah hati ...
Dari ujung gulita kaki langit
sayup-sayup terdengar gemuruh, cepat sekali!
Seakan alunan genderang barisan pasukan
perang berani mati!
Allahu akbar!
Allahu akbar!
Allahu akbar!
Riuhnya tangisan dan teriakan tak jelas
bercampur takbir!
Berlatar ratusan, ribuan derap kaki tak
beraturan menggetar!
Beralas basah air laut yang tak mau
kalah cepat menjalar!
Semakin lama semakin tinggi suara erang
sang bumi...
Berlatar bayang hitam yang menjulang
bergelayut pada langit tepi...
Mencengkram, melipat, melahap, memangsa
apa saja, siapa saja!
Memporak-poranda megahnya dunia, meluluh
rata apa saja, milik siapa saja!
Tak peduli, luka menganga dan tangis
mengerang!
Tak peduli, tinggalkan bekas puing
terbentang!
Tak peduli, yang mati atau hilang!
Tak peduli, sisakan wajah-wajah kosong
menerawang!
Matahari di atas kepala, teriknya
membakar otak!
Belum lagi terjawab berjuta tanya yang
dapat membuat botak…
Terdengar kembali riuh gemuruh,
kemerotak…
Seakan alunan genderang barisan pasukan
perang, pemberontak?!
Pelakon-pelakon asing menancapkan cakar,
pamerkan gigi…
Kuku umbul-umbul di tiap sudut mata
memandang menjulang tinggi…
Tanah yang bak jaman kegelapan, silau
dengan warna-warni lampu panji-panji…
Tanah yang bak daerah terbelakang,
dijajah oleh teknologi!
Tebaran pesona saling berbenturan satu
dengan yang lain…
Pejabat berganti dan tak saling sapa
dengan yang lain…
Panjimu, memang beda dari yang lain!
Panjiku, memang beda dari yang lain!
Berjuta daya di masing-masing corong
mereka!
Berjuta permainan dalam lagu-lagu
mereka!
Berbeda lagak dalam tiap gerak mereka!
Berbeda topeng pada tiap wajah mereka!
Tak peduli!
Bungkusan nasi basi...
Darah yang tak juga berhenti...
Air mata yang tak juga terusapi...
Mie instant mulai berjamur atau bangkai
telah terberbelatungi!
Kupandang tanah porak-poranda, kelam...
Tersadar dalam daya yang cuma tinggal
sisa di asa terdalam...
Bencanaku disulap jadi PASAR MALAM…
Bencanaku tak bedanya kawasan PASAR
MALAM!
Malang,
senin pahing, 23 Maret 2012, 17:07 WIB