Sedih tengah hari belum lagi habis...
Waktu maut merampas lelaki tua sederhana!
Tanya belum semua berjawab...
Di tengah debu jalan gosip-gosip murahan!
Mata belum selesai berkaca...
Baru saja dia terbenam dalam liang lahat!
Banyak do'a belum habis...
Do'a apa saja atas apa saja tentang Urip!
Malam belum berujung...
Sudah terdengar lagi dentuman keras menghantam negeri!
Mulut menganga belum lagi menutup...
Sudah terdengar lagi isak pertiwi!
Ludah belum lagi habis tertelan...
Sudah datang lagi tanya di kepala!
Kenapa belum lagi selesai riuhnya bising sedih...
Sudah terdengar kepak Sang Merak terbang?
Lembar-lembar Ronggo Warsito...
Belum lagi selesai kau bereskan untuk anak dan cucu...
Lalu mengapa kau tinggal pergi?
Kekar cakarmu terasa baru saja menghujam asa ini...
Mengapa lalu kau lepaskan?
Terompet "merdeka" belum lagi ditiupkan...
Mengapa kau dahulukan?
Terasa siksa sang waktu yang berjalan cepat...
Mengapa kepergianmu lebih cepat lagi?
Secangkir kopi ini belum lagi dingin...
Sekelebat terdengar duka di depanku!
Kepala ini belum lagi sempurna terangkat...
Beban di kepala teramat sangat!
Lalu tanya datang begitu saja...
Ada apa dengan negeri ini?
Ada apa denganmu pertiwi?
Selamat jalan "anjing liar" dari Jogjakarta...
Selamat jalan "pengukir syair" dari Jogjakarta...
Selamat terbang "burung merak" dari Jogjakarta...
Selamat merdeka di sungguh merdekamu!
Tanya belum semua berjawab...
Di tengah debu jalan gosip-gosip murahan!
Mata belum selesai berkaca...
Baru saja dia terbenam dalam liang lahat!
Banyak do'a belum habis...
Do'a apa saja atas apa saja tentang Urip!
Malam belum berujung...
Sudah terdengar lagi dentuman keras menghantam negeri!
Mulut menganga belum lagi menutup...
Sudah terdengar lagi isak pertiwi!
Ludah belum lagi habis tertelan...
Sudah datang lagi tanya di kepala!
Kenapa belum lagi selesai riuhnya bising sedih...
Sudah terdengar kepak Sang Merak terbang?
Lembar-lembar Ronggo Warsito...
Belum lagi selesai kau bereskan untuk anak dan cucu...
Lalu mengapa kau tinggal pergi?
Kekar cakarmu terasa baru saja menghujam asa ini...
Mengapa lalu kau lepaskan?
Terompet "merdeka" belum lagi ditiupkan...
Mengapa kau dahulukan?
Terasa siksa sang waktu yang berjalan cepat...
Mengapa kepergianmu lebih cepat lagi?
Secangkir kopi ini belum lagi dingin...
Sekelebat terdengar duka di depanku!
Kepala ini belum lagi sempurna terangkat...
Beban di kepala teramat sangat!
Lalu tanya datang begitu saja...
Ada apa dengan negeri ini?
Ada apa denganmu pertiwi?
Selamat jalan "anjing liar" dari Jogjakarta...
Selamat jalan "pengukir syair" dari Jogjakarta...
Selamat terbang "burung merak" dari Jogjakarta...
Selamat merdeka di sungguh merdekamu!